Doa ini Mestinya Sering Dibaca Penuntut Ilmu – Syaikh Abdus Salam Asy-Syuwai’ir #NasehatUlama
Apabila seseorang bingung terhadap apa yang diperselisihkan oleh manusia, maka hendaknya ia berdoa, dengan doa yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahihnya: Dari Aisyah—semoga Allah meridainya— bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam membaca Doa Iftitah, ketika beliau Salat Malam:
“Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail, dan Israfil, Zat yang menciptakan langit dan bumi, dan Yang Maha Mengetahui yang gaib dan nyata, Engkaulah hakim bagi hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukkan kebenaran padaku dalam perkara yang mereka perselisihkan, dengan izin-Mu, karena sungguh Engkau Yang memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki.”
Ya, hadis ini adalah doa yang Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam biasa baca. Ini adalah tafsir terhadap ayat al-Quran dalam surat al-Baqarah di mana Allah ʿAzza wa Jalla berfirman: “Manusia itu dahulunya adalah umat yang satu, …” (QS. Al-Baqarah: 213) maksudnya, mereka adalah umat yang bersatu, kemudian berselisih dan berpecah belah, sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus, kemudian Allah ʿAzza wa Jalla menyebutkan, bahwa Dia mengutus para Nabi, sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan, hingga akhir ayat, bahwa “Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, menuju jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213)
Ini adalah doa yang diajarkan Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, yang biasa beliau baca ketika Salat Malam, yang merupakan doa yang mustajab, karena doa itu dibaca dalam Salat Malam beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan beliau adalah pemimpin orang-orang yang bertakwa, yang kepadanya wahyu diturunkan, di pagi dan sore hari, meskipun demikian, beliau tetap berdoa, agar Allah menunjukkan kepadanya kebenaran sebagai kebenaran, dan agar diberi karunia untuk mengikutinya.
“… Tunjukkan kebenaran padaku, dalam perkara yang mereka perselisihkan, dengan izin-Mu, karena sesungguhnya Engkau yang memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, bagi siapa saja yang Engkau kehendaki.”
Ibnul Qayyim—semoga Allah Ta’ālā merahmatinya—berkata, “Wajib bagi seorang mufti untuk banyak membaca doa ini, yang diajarkan Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.”
“… Tunjukkan kebenaran padaku dalam perkara yang mereka perselisihkan, dengan izin-Mu, karena sesungguhnya Engkau yang memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, bagi siapa saja yang Engkau kehendaki.”
Ibnul Qayyim berkata, “Guru kami, …” maksudnya adalah Syaikh Taqiyyuddin, penulis risalah ini, “… beliau sering membaca doa ini, jika beliau kesulitan memahami suatu masalah, beliau membaca doa yang termaktub dalam atsar dari Muadz bin Jabal: Ya Allah, Zat Yang memberikan ilmu kepada Nabi Adam, berilah aku ilmu, wahai Zat Yang memberi pemahaman kepada Nabi Sulaiman, berilah aku pemahaman.’”
Manusia sangat perlu dengan doa, bahkan dalam urusan ilmu agama, agar Allah ʿAzza wa Jalla menunjukkan kepadamu ilmu yang paling Dia cintai, membuatmu memahaminya, membimbingmu menuju jalan yang benar, baik melalui seorang guru atau buku, serta memberkahi waktumu, menunjukkan kebenaran sebagai kebenaran dalam ijtihadmu, dan orang yang Anda mintai fatwa, dan lain sebagainya.
================================================================================
وَإِذَا اشْتَبَهَ عَلَيْهِ مِمَّا قَدِ اخْتَلَفَ فِيهِ النَّاسُ
فَلْيَدْعُ بِمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ
إِذَا قَامَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ
فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ
إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
نَعَمْ هَذَا الْحَدِيثُ فَهُوَ الدُّعَاءُ كَانَ يَدْعُو بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
هُوَ تَأْوِيلُ الْقُرْآنِ كَمَا فِي سُورَةِ الْبَقَرَةِ حِينَ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً
أَيْ كَانُوا أُمَّةً وَاحِدَةً فَافْتَرَقُوا وَاخْتَلَفُوا كَمَا جَاءَ فِي سُورَةِ يُونُسَ
ثُمَّ ذَكَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَدْ بَعَثَ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ
إِلَى آخِرِ الْآيَةِ ثُمَّ: يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
هَذَا الدُّعَاءُ الَّذِي جَاءَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يَدْعُو بِهِ فِي قِيَامِ اللَّيْلِ فَهُوَ مَظِنَّةُ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ
لِأَنَّهُ فِي قِيَامِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ فِي اللَّيْلِ
وَالدَّاعِيُّ بِهِ إِمَامُ الْمُتَّقِينَ
الَّذِي يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ صُبْحًا وَعَشِيًّا
وَمَعَ ذَلِكَ دَعَا أَنْ يُرِيَهُ اللهُ الْحَقَّ حَقًّا
وَأَنْ يَرْزُقَهُ اتِّبَاعَهُ
اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ
إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
حَقِيقٌ بِالْمُفْتِي أَنْ يُكْثِرَ مِنَ الدُّعَاءِ بِهَذَا الذِّكْرِ
الَّذِي وَرَدَ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ
إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ: وَكَانَ شَيْخُنَا يَعِنِي بِهِ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ
مُؤَلِّفُ هَذِهِ الرِّسَالَةِ يُكْثِرُ مِنْ هَذَا الدُّعَاءِ
وَكَانَ إِذَا اشْكَلَتْ عَلَيْهِ الْمَسْأَلَةُ
يَأْتِي بِالْأَثَرِ الْوَارِدِ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ
اَللَّهُمَّ يَا مُعَلِّمَ آدَمَ عَلِّمْنِي
وَيَا مُفَهِّمَ سُلَيْمَانَ فَهِّمْنِي
الْإِنْسَانُ مُحْتَاجٌ لِلدُّعَاءِ حَتَّى فِي الْعِلْمِ الشَّرْعِيِّ
أَنْ يَدُلَّكَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى أَحَبِّ الْعُلُومِ
وَيُفَقِّهَكَ فِيهَا
وَأَنْ يَدُلَّكَ عَلَى مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى طَرِيقِ الصَّوَابِ
مِنْ شَيْخٍ وَكِتَابٍ
أَنْ يُبَارِكَكَ فِي وَقْتِكَ
أَنْ يُرِيَكَ الْحَقَّ حَقًّا فِي اجْتِهَادِكَ
وَفِي مَنْ تَسْتَفْتِي وَفِي غَيْرِ ذَلِكَ